Jumat, 21 November 2014

Banci, Ayah dan Impianku (chapter-01)

         
     Hi, Aku Dea seorang anak berumur 9 tahun dan masih duduk dibangku 3 SD. Aku tinggal disebuah rumah yang sangat sederhana, disamping rel kereta api, suara bising kereta api yang melintas sudah menjadi sarapan, makan siang mapun makan malam ku dari kecil. Dirumah tersebut hanya ditinggali oleh aku dan ayah saja, sementar ibuku meninggal ketika aku masih berusia 2 tahun yang menjadi korban tabrak lari.

      Waktu menunjukan pukul 20.00 WIB, seperti biasa aku membantu ayah menyiapkan perlengkapan make up, rambut palsu, dan pakaian wanita. Ayahku adalah seorang Banci penghibur di Taman Lawang, akan tetapi ia bukan seorang transgender yaa. Menjadi Banci penghibur adalah pekerjaan ayahku selepas ibuku meninggal, kemudian ayah bingung dan mencari cara untuk menghidupi aku yang masih seorang balita waktu itu. Biaya sekolah, uang jajan, makanan yang kami santap sehari-hari, semuanya diperoleh dari pekerjaan ayah yang menjadi banci. 

      Dengan bergegas dan hati-hati  aku membantu ayah memasangkan bulu matanya yang lentik, membantunya mengaitkan pakaian dalam, serta merapikan rambut palsunya. Terlihat pantulan rupa yang telah bertranformasi menjadi seorang waria, mataku pun mulai berkaca-kaca, aku tidak sedih karna ayahku seorang waria dan aku tidak sedih pula karna aku dilahirkan disebuah keluarga miskin, tapi aku merasa bangga memiliki seorang ayah yang rela mengorbankan dirinya menjadi seseorang yang tidak normal hanya untuk membesarkan putrinya dan memberinya sebuah harapan apa itu arti sebuah perjuangan hidup, untuk seorang anak yang berumur 9 tahun mungkin pemikiranku cukup dewasa, oleh karna itulah setiap kali aku melihat ayahku yang sudah berubah menjadi sosok waria, situasi itu kusulap menjadi pupuk dengan kualitas super yang memberikan nutrisi keberanian dan semangat untuk segera menggapai impianku, semoga dikemudian hari ayahku bukan lagi seorang banci yang merayu pria hidung belang, tapi dia adalah seorang ayah yang gagah dan duduk dikursi goyang sambil menikmati manisnya secangkir teh bersambung